Pencerah Nusantara dan Nusantara Sehat, bedanya?

Setuju kan jika ada kalimat bahwa permasalahan kesehatan di Indonesia itu kompleks? Terlebih jika kita menelisik ke daerah, jauh lebih menantang. Banyak program telah dilakukan oleh negara dan swasta di bidang kesehatan, terutama untuk daerah terpencil atau yang bermasalah kesehatan. Namun, masalah kesehatan yang sangat kompleks  tetap memakan waktu yang tidak sebentar. Saya mengapresiasi berbagai program yang ada, bahkan bermunculan sekarang ini. Program-program yang berorientasi kesejahteraan sosial terutama kesehatan.

Pun sama halnya dengan pemerintah. Terus berinovasi membuat program untuk perbaikan kesehatan di negeri yang luas ini. Pada 2011, melalui staf Mentri Kesehatan RI, terbentuklah sebuah badan khusus untuk MDGs (Millenium Development Goals). Waktu itu branding kantornya adalah Kantor Utusan Khusus Presiden (KUKPRI) untuk MDGs. Terdengar sangat keren bukan? Banyak hal yang telah dikerjakan oleh KUKPRI, salah satu yang paling besar adalah Pencerah Nusantara. Pada perjalanannya, MDGs telah bermetamorfosis menjadi SDGs (Sustainable Development Goals), dan Indonesia juga telah berubah kepemimpinan. Lembaga KUKPRI kemudian berevolusi menjadi non-government organization, yang sejak 2014 berubah nama menjadi CISDI (Centre for Indonesian Stategic Development Initiatives).

foto-pn-ambulance

Pencerah Nusantara merupakan terobosan program yang mengirimkan tim kesehatan di daerah dengan masalah kesehatan. Tim ini terdiri atas tenaga kesehatan maupun tenaga non-medis yang ditempatkan di daerah untuk mengabdi selama satu tahun. Mereka akan mengalisa permasalahan kesehatan yang ada untuk kemudian membuat program sebagai upaya memperkuat pelayanan fasilitas kesehatan pertama (puskesmas). Visi utama mereka adalah mengembalikan paradigma sehat yang benar di masyarakat, bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.

Lalu, apa perbedaannya dengan Nusantara Sehat? Program serupa dibawah naungan Kementrian Kesehatan RI.

Daerah penempatan.

Jumlah fasilitas kesehatan pertama atau Puskesmas di Indonesia setidaknya ada 9500, dan kurang dari 50%nya belum berfungsi optimal (Riset Fasilitas Kesehatan Indonesia 2011). Selain itu, tenaga kesehatan yang ada persebarannya belum merata (HPEQ, 2011).

Nusantara Sehat merupakan adaptasi program Pencerah Nusantara oleh Kementrian Kesehatan Nasional. Nusantara Sehat sendiri mulai mengirimkan tim pertama mereka ke daerah penempatan pada 2016. Jadilah, Pencerah Nusatara (PN) dan Nusantara Sehat (NS) layaknya kakak adik yang berbeda orang tua, hehe. Regulasi keduanya pun berbeda, terutama masalah pendanaan. PN dihimpun melalui swadaya masyarakat sedangkan NS mendapat sokongan pemerintah.

Kami tidak bersaing, justru saling menguatkan. Saya pribadi malah mendukung, semakin banyak orang turun langsung mencampuri urusan kesehatan agar lebih baik, semakin mudah pula akselerasi paradigma sehat di masyarakat. Namun, kami tetap berbagi peran. Negara ini besar, mungkin akan terlihat sangat kecil apa yang kami lakukan. Bahkan mungkin kalau skala Nasional nol koma nol sekian sekian pengaruhnya. Tapi setidaknya kami pernah merasa berpengaruh terhadap kesehatan secara individual. Misalnya ketika seorang Bapak bisa kembali bekerja untuk keluarganya sebab sembuh dari sakitnya, terlebih jika ada orang yang tidak jadi sakit karena selalu mencuci tangan. Hal-hal kecil itu merupakan kepuasan hati yang tidak bisa dinilai dengan angka.

Setengah lebih dari 9500 puskesmas yang ada di negeri ini belum optimal. Cakupan wilayahnya pun tidak sempit. Salah satu pembagian peran kami pada faktor ini. Pencerah Nusantara ditempatkan pada wilayah bermasalah kesehatan yang telah memiliki fasilitas setidaknya untuk akreditasi sehingga dapat menjadi rolemodel untuk puskesmas lain. Sedangkan NS ditempatkan pada daerah 3T di mana akses menjadi salah satu kendala besar.

Tahun 2016 ini PN mengirim 46 orang untuk 9 lokasi, sedangkan NS mengirim lebih dari 200 orang. Kebayang kan bagaimana perbedaan mekanisme seleksi dan pelatihan?

Tim kesehatan yang dikirim.

PN mengirim tim yang terdiri atas tenaga medis dan non-medis (dari berbagai disiplin ilmu) untuk memperkuat pelayanan kesehatan di daerah. NS mengirim tim medis saja (hanya profesional muda di bidang kesehatan) untuk melengkapi tenaga di fasilitas kesehatan di daerah. Sehingga terlihat bahwa formasi dan jumlah setiap tim kami berbeda. PN terdiri atas 5-6 orang, dan NS terdiri atas 8-9 orang dalam satu tim, pada 2017 NS juga mengirim based individu.

Waktu pengabdian.

Satu kali masa pengabdian kami berbeda, individu PN selama satu tahun dan NS dua tahun. Sedangkan kohort program 1 daerah PN selama 3 tahun [setiap tahun berganti estafet tim], sedangkan NS kohort program 1 daerah selama 2 tahun dengan tim yang sama. Konsekuensi dari masa bakti keduanya pun berbeda. Temen-temen bisa membaca lebih rinci pada syarat dan ketentuan setiap penjelasan rekrutmennya. Dalam satu tahun , PN melakukan rekruitmen satu kali sedangkan NS dua kali atau lebih (entah sampai kapan).

Jika masalah program, ketika sama-sama untuk menyelesaikan kesehatan kurang lebih sama, saya rasa. Mungkin perbedaannya terletak pada pendekatan masyarakat dan akses.

 

Pada intinya, kami berbagi peran sebab negeri ini butuh keroyokan untuk bisa bergerak, lebih baik.

 

 

Tabik!

2 pemikiran pada “Pencerah Nusantara dan Nusantara Sehat, bedanya?

    1. haha, dipanggil “buk”, 🙂
      silahkan update dan cek di media sosial atau website ya kak, (pencerahnusantara.org atau IG @pencerahnusantara) di sana sudah lengkap terkait tanggal-tanggal penting penerimaan, semoga sukses !

      Suka

Tinggalkan Balasan ke maharanijibril Batalkan balasan